12 Mei 2008

Jangan Nangis, Bi

Ah..
Lagi-lagi mimpi itu lagi.
Ini masih subuh dan tidurku harus terganggu karena mimpi itu.
Huh.. Kenapa sih harus dia terus yang dateng ke mimpiku? Please, aku udah cukup sakit hati tanpa harus melihat kamu di mimpi-mimpiku. Jangan ge-er ya, mungkin kamu ngerasa aku segitunya mikirin kamu sampe-sampe kamu kebawa di mimpiku itu. Ngga gitu. Dibilang mikirin kamu, iya aku emang mikirin kamu. Mikirin betapa kamu tuh uda buat aku sakit hati banget. Banget. Banget. Aku sendiri ga tau ngobatinnya pake apa. Congratz ya..

Mungkin, kamu ga pernah nyadarin bahwa kamu udah bikin aku sakit.
Mungkin, kamu yang mikir kalo aku yang bikin kamu sakit hati.
Mungkin, kamu ga pernah mikir kalo suatu saat aku bakal tau apa aja yang udah kamu perbuat di belakangku.
Dan mungkin, kamu ga pernah tau rasanya kehilangan, sebelum kamu benar-benar kehilangan. Aku memang masih disini, tapi ngga menutup kemungkinan suatu saat aku akan hilang betulan kan? You choose.
Dan mungkin, saat kamu menyakiti aku, kamu memang ga sadar, tapi aku yakin, sangat yakin, kalo kamu merasa senang disaat melakukannya.

Aku sudah.
Aku udah ngerasain yang namanya kehilangan sesuatu yang sangat vital buatku, dan itu karena kamu.
Kurasa juga kamu tau akan hal itu.
Tapi aku ga peduli. Hatiku udah terlalu sakit buat punya rasa peduli akan hal itu.
Aku bener-bener ga tau kini harus gimana.
Kalo dibilang cinta itu bisa bikin kamu hancur, mungkin akulah salah satu orang yang sedang mengalami itu.
Aku merasa hancur, ga tau apakah masih ada perasaan di hatiku.
Di saat aku ingin belajar untuk mencinta lagi, saat itu juga perasaannya padam lagi.
Sehingga yang kurasakan hanyalah kesemuan belaka.
No passion at all.

Ada satu yang benar-benar mengganjal pikiranku.
Benarkah dia pernah tidur dengan perempuan lain?
Hal itu terlalu menyakitkan untuk dipikirkan..
Mana buktinya dia selalu bilang setia kepadaku? Hanya aku satu-satunya perempuan di hatinya? Hanya aku yang selalu dia nantikan, dia jaga? Dan akhirnya semua niatnya itu dapat membuat aku menabung harapan yang cukup tinggi kepadanya? Mana??
Hingga untuk menahan nafsu biologisnya yang satu itu pun sepertinya dia tak mampu. Bukannya aku menuduh yang tidak-tidak. Kalian percaya kan bahwa feeling wanita itu sangat kuat? Pertama, aku memang tipe orang yang sangat mempercayai kekuatan feeling, dan feelingku entah kenapa merasa ada yang tidak beres dengan kekasihku itu. Semenjak dia kembali dari luar kota, dia jadi punya kenalan banyak wanita, dan di antaranya, ehm, sepertinya bukan wanita baik-baik. Lalu kedua, yah, aku hanya mendengar selentingan-selentingan kabar, dan bahkan mencari tau sendiri (pada akhirnya), dan agak curiga dengan apa yang sudah diperbuat kekasihku itu selama dia ada di luar kota. Belum lagi lingkungan pergaulannya yang sepertinya menghalalkan apapun yang kuanggap sebaliknya.

Hufh..
Tuh kan sepertinya aku berpikiran negatif lagi.
Habis mau gimana, aku udah terlalu sakit hati sih.
Salahku sendiri mungkin ya, terlalu menyayangi orang itu hingga melupakan kodratnya sebagai laki-laki.
Eh, tapi bukan bermaksud menyindir lelaki lho ya, aku cuma bicara menurut pengalamanku aja.
Yasudahlah, sepertinya hari juga udah semakin pagi, matahari semakin tinggi, dan si Mbak di bawah sepertinya udah mulai menyiapkan sarapan untukku. Lebih baik aku mandi sekarang dan bersiap berangkat kerja bila tidak mau mati terjebak macetnya jalanan di Jakarta ini. Next time aku mungkin akan berkeluh kesah lagi deh tentang priaku itu.


xoxo,
Bianca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar