Skill, usaha.
Dua hal tersebut sudah menjadi syarat mutlak yang saling berhubungan apabila ingin berhasil dalam hidup. Skill atau kemampuan bisa didapatkan orang apabila orang tersebut mau berusaha. See? Dua hal tersebut memang saling berkaitan, bukan?
Semakin majunya perkembangan teknologi dari zaman ke zaman, semakin cepatnya arus globalisasi yang masuk dan keluar dalam perkembangan hidup kita sebagai manusia. Maka dari itu, kita sebagai generasi muda tentunya harus dapat masuk ke dalam arus globalisasi masa kini tetapi tanpa terseret di dalamnya. Maksud dari kata 'terseret' disini adalah, jika kita menghadapi era globalisasi namun tanpa persiapan dan usaha yang mencukupi, tentu kita akan menjadi terseret dan lama-lama tertinggal akibat tidak bisa mengikuti arusnya.
Sebagai generasi muda yang cerdas dan berbakat, tentu kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan untuk berkreasi ini. Sudah bukan zamannya lagi kita hanya duduk berpangku tangan menunggu uang pemberian dari orang tua, tanpa kita usaha untuk mencarinya. Jangan dikira mendapatkan uang sebesar Rp. 10.000,- itu mudah. Mungkin mudah bagi anak-anak yang memang terlahir serba berkecukupan dari sananya. Tapi bayangkan bila seorang anak yang lahir dan tumbuh besar dengan kondisi serba kekurangan. Tentunya anak tersebut harus berusaha demi mendapatkan uang sebesar itu. Makanya tak heran, apabila kini banyak sekali anak-anak pengemis di persimpangan-persimpangan lampu merah rela mengerjakan apapun demi mendapatkan uang. Dan tak heran juga, apabila di Jakarta ini tingkat kriminalitas semakin meningkat.
Untuk mengasah skill kita, pertama-tama adalah kita harus menyadari dan paham sekali mengenai bakat yang kita miliki. Dengan begitu kita jadi merasa pasti mau diarahkan kemana kemampuan kita ini. Dan setelah sadar tentang bakat kita, segeralah cari kegiatan-kegiatan yang mendukung bakat kita tersebut agar kita semakin terlatih dan menjadi ahli di bidang kita tersebut. Dalam segala bidang pekerjaan, meski pekerjaan tersebut tidak menjadi nomor wahid di mata masyarakat, asalkan kita mengerjakannya dengan niat dan penuh kerja keras, nantinya juga kita dapat sukses. Sesuai di jalurnya masing-masing. Fasilitas memang dibutuhkan dalam masa-masa pelatihan bakat dan kemampuan kita itu. Tidak perlu yang mahal, namun dengan sedikit pemikiran yang kreatif, kita bisa melakukan hal yang maksimal hanya dengan fasilitas yang minimal. Yang penting, niat, dan giat.
Saya pribadi, menyukai hal-hal yang berhubungan dengan disain, fotografi, editing, teknologi, gadget, dan hal-hal lain yang mengandalkan daya intelektual kita sebagai manusia, seperti yang tertera pada kolom 'minat' saya. Mengapa? Karena menurut saya, biarpun kita dilahirkan sebagai kaum hawa, namun kita juga harus bisa maksimal menggunakan daya intelektual kita, agar nantinya tidak dicap bodoh oleh kaum pria. Hal itupun dapat menambah poin plus kita di mata kaum pria. Jika sudah begitu tentu kita akan 'melek' teknologi, bukannya 'gaptek'. Karena sekali lagi menurut saya, zaman sekarang ini apa-apa sudah serba canggih. Teknologi semakin modern. Dan tentunya arus globalisasi semakin cepat. Nah, bayangkan apabila kita, generasi muda, tidak bisa menghadapinya dan menjadi tertinggal, akan menjadi seperti apa generasi kita nanti di hari tuanya? Duduk berpangku tangan sambil berkhayal datangnya uang dari langit.
Belum lama ini, saya sering ikut teman untuk mencari tambahan uang saku. Yaitu dengan bekerja. Bukan pekerjaan yang tetap memang, karena saya masih harus kuliah. Tetapi dengan menjadi usher di event-event tertentu (dimana kerjaan seperti Event Organizer ini sedang 'booming' di kalangan anak kuliahan), saya sudah mendapatkan minimal pengalaman untuk memasuki dunia kerja yang nantinya sesuai dengan bidang saya. Selain mendapatkan pengalaman, tentu juga dapat memperluas koneksi terhadap orang-orang yang mungkin melihat skill dan bakat kita, sehingga pada nantinya kita ditawari pekerjaan oleh orang-orang tersebut. Menjadi usher juga tidak mudah. Kita harus bekerja secara serius tapi santai. Karena pada umumnya seorang usher seringkali berhubungan menghadapi tamu atau pengunjung acara atau bahkan para pengisi acaranya itu sendiri sehingga harus memiliki rasa percaya diri dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan. Di samping itu, karena berhubungan dengan orang-orang, sudah sepatutnya kita juga harus dapat bersikap ramah, membantu, dan cepat tanggap. Itulah mengapa saya sebut pekerjaan sebagai usher itu serius, tapi santai.
*ketika menjadi usher di seminar & conference
Forum Graphic Design Expo @ Balai Sidang Jakarta Convention Centre, 2007
Pekerjaan kini semakin susah dicari. Terlebih di kota besar seperti Jakarta ini. Tanpa skill dan background akademis yang bagus, tentunya sudah pasti susah untuk memasuki dunia kehidupan yang sebenarnya. Kini dimana-mana orang bersaing untuk mendapatkan yang terbaik demi kelangsungan hidupnya. Maka janganlah kita merasa malas untuk berprestasi dan berusahalah semaksimal mungkin untuk mendapatkan yang terbaik dalam kehidupan ini. THINK BIG!
Jika tidak,
Mau jadi apa??
.. i n t e r m e z z o ..
*menjadi penerima tamu pun merupakan sebuah pekerjaan, bukan? pekerjaan yang sungguh sangat mengasyikkan. :)
Regards,
Tania
aduh tatans .. postingannya berat" nihh ! hehee ..
BalasHapusmaen" ya ke blog gw !
mwaaah ..